faried wazdee



'Jumpalitan' Siapa Takut ?
Terlintas dalam benak, seandainya saja tubuh ini bisa melesat secepat mungkin saat jiwa terdesak dalam bahaya, berlari bebas, melompat bergerak dari satu titik ke titik lain secara efisien mengandalkan kemampuan untuk tubuh berpindah tempat dalam sekejap layaknya ‘Spiderman’. Hmm..dalam aktivitas ternyata tanpa sadar kita sering melakukan gerakan seperti superhero itu.




Mungkin sebagian dari Anda masih awam mendengar olah raga yang satu ini. Kalau Anda pernah menonton film Yamakasi tentunya tak asing lagi dengan gerakan-gerakan penuh dengan sentuhan seni ini. Di film itu banyak adegan orang berlari bebas, menurunin tangga, jungkir balik dari rumah ke rumah, mencoba mencari jalan keluar melompati dan menggapai dinding-dinding penghalang, yup, mungkin gerakan inilah yang mendeskripsikan mereka ‘saksi’ ?. Tidak juga, jawabannya adalah Parkour.

Parkour, atau biasanya disingkat PK, adalah seni yang mengandalkan kelincahan dan kekuatan tubuh ini awalnya adalah sebuah latihan dasar halang rintang yang dipakai militer dan pemadam kebakaran Prancis. Dilatih agar mereka bisa keluar dari situasi darurat yang bisa terjadi kapan saja. Bergerak atau pindah dari point A ke point B seefisien dan secepat mungkin, menggunakan prinsip dari Parkour itu sendiri dan mengedepankan keindahan bergerak, sekaligus diimbangi oleh kemampuan dari tubuh manusia itu sendiri.

Olah raga ini kemudian dikembangkan oleh David Belle dan Sebastian Faucan, mereka berdualah yang telah memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia. “Orang biasanya lebih mengenal Parkour dengan sebutan Yamakasi (sebuah film perancis pada tahun 2001) padahal sebenarnya Yamakasi adalah tim Parkour yang terdiri dari 7 orang yang berasal dari Lisses Perancis, mereka adalah anak buah didik David Belle.” Ungkap Fadli salah satu traceours (pelaku parkour) kepada Health n Tourism. Berkat film ini lah keberadaan pakour makin populer termasuk di Indonesia.

Di Indonesia sendiri Parkour mulai masuk 3 tahun silam. Berbekal pengetahuan yang didapat dari internet, mencari informasi dan melihat para aksi traceours, Fadli dan teman-temannya mulai berlatih bersama. “Mengingat tidak ada pelatih khusus, faktor kebersamaan menjadi perekat diantara kami,” ujar Fadli. Atas dasar kebersamaan inilah yang akhirnya membuat komunitas parkour semakin berkembang, di kota-kota seperti Malang, Jakarta, Surabaya dan Bandung.



Tak heran jika parkour mulai dilirik industri perfilman dan iklan. Banyak aksi traceours Indonesia yang bisa di lihat dari beberapa iklan televisi.

Keunikan parkour inilah yang membuat Volland Humanggio jatuh cinta pada seni berpindah tempat ini. Berkat keahlian parkour yang dimiliki, Volland yang berprofesi sebagai model dan penyanyi R&B ini, muendapat tawaran bermain film layar lebar. Pemeran tokoh Beno di film layar lebar Sang Dewi ini pun dijuluki sebagai salah satu bapak parkour Indonesia. “Bagi saya parkour memiliki sifat entertain, meloncat dari gedung bertingkat, berlari dan meloncati pagar besi di kampus atau perkantoranpun bisa menjadi aksi ekstrem sekaligus menarik sebagian sebagai tontonan,” tegas pria kelahiran Gorontalo ini.

“Banyak hal positif yang saya dapat di parkour. selain olah raga ini sederhana dan bisa dilakukan dimana saja. Secara tak langsung nyali dan insting kita terlatih karena setiap gerakkan penuh dengan perhitungan,” tambahnya.

Lebih lanjut, lewat obrolan santai dengan HnT pria berkaus hijau dan training hitam penuh kesan sporty ini merasakan manfaat parkour dalam kehidupan “Dalam parkour kita bisa berkreasi untuk menciptakan atau menggabungkan beberapa gerakan dasar menjadi baru tergantung kreatifitas kita. Hidup pun begitu, parkour mengajarkan kita untuk bergerak bebas menuju kebebasan tanpa harus melawan aturan,” ungkap pria 29 tahun ini.
Dalam perkembangannya olah raga ini, memiliki nilai manfaat dari sisi mental dan fisik. Selain itu sifat entertaimentnya bisa dijadikan sebagai profesi yang menjanjikan. Ingin mencoba?
faried wazdee

Masih ingatkah Anda dengan iklan salah satu produk di mana bintang iklannya berlari, melompat, dan memanjat berbagai obyek dengan tangan kosong? Atau adegan aksi kejar-kejaran James Bond di awal CASINO ROYALE? Atau adegan aksi memanjat yang sering diperlihatkan Jackie Chan dalam film-filmnya? Berbagai aksi berbahaya yang mengandalkan kekuatan tubuh tersebut dikenal dengan sebutan Parkour.

Parkour atau yang sering pula disebut l'art du deplacement (the art of moving) merupakan aktivitas yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia. Secepatnya di sini mengandung makna bahwa dalam upaya berpindah tempat tersebut, apabila ada halangan di depan, maka orang yang melakukan Parkour; biasanya disebut Traceur dan Traceuse, akan melakukan aksi akrobatik yang menuntut kemampuan fisik degan mengutamakan keindahan. Aksi akrobatik tersebut biasanya melibatkan unsur lingkungan sekitar atau pun obyek yang menghalangi itu sendiri.

Kemampuan akrobatik yang paling dasar dilakukan oleh para atlet Parkour adalah melompat dan memanjat. Namun dua gerakan yang terdengar gampang ini ditingkatkan kesulitannya dengan medan yang tidak gampang dan aksi tambahan yang memperindah gerakan itu sendiri. Bahkan, untuk meningkatkan adrenalin para pelaku Parkour, mereka tidak jarang melakukannya di tempat yang tinggi yang sangat berbahaya.




Sebenarnya, Parkour sudah ada sejak dulu sebelum manusia mengenal kata 'Parkour' itu sendiri. Tapi Parkour dideskripsikan dan dikenalkan ke seluruh dunia oleh seorang pria berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. Dialah yang telah memperkenalkan olahraga ini ke seluruh dunia yang awalnya hanya berkembang di Perancis. Sehingga akhirnya berkembang ke seluruh daratan Eropa dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia, bahkan menjadi sajian utama dalam film-film aksi.

Kemampuan Parkour David Belle dapat disimak dalam film Perancis BANLIEUE 13 dan sekuelnya BANLIEUE 13 ULTIMATUM; di mana dalam film yang diproduseri oleh Luc Besson tersebut, Belle berperan sebagai karakter sentral Leito. Dalam PRINCE OF PERSIA: THE SANDS OF TIME, aktor yang tidak pernah menyelesaikan pendidikan formalnya ini bertindak sebagai stunt parkour coordinator. Kehadiran Belle sebagai stunt coordinator mendapat sambutan sangat baik dari para kru, bahkan aktor Jake Gyllenhaal merasa terhormat dapat berlatih langsung dari 'pencipta' Parkour.

Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam Parkour:

1. Seni untuk melewati semua masalah dalam jalur kehidupan.

2. Melawan rasa takut.

3. Bangkit dari kegagalan.

4. Fleksibilitas dan fluiditas.

5. Kreativitas dan kebebasan.

Parkour in movie:

1. BANLIEUE 13 (2004)

2. CASINO ROYALE (2006)

3. BREAKING AND ENTERING (2006)

4. YAMAKASI - LES SAMOURAIS DES TEMPS MODERNES (2001)

Creating The Epic

Proyek ambisius PRINCE OF PERSIA: THE SANDS OF TIME telah dimulai sejak setahun setelah game-nya rilis di pasaran saat produser Jerry Bruckheimer berhasil mendapatkan hak cipta game tersebut untuk diadaptasi menjadi film layar lebar. Tidak lama setelah itu, kreator Prince of Persia franchise; Jordan Mechner, bergabung untuk posisi penulis naskah. Sebelum bergabung, Mechner sempat berencana untuk membuat film animasi berdasarkan game rekaannya.

Awal 2007, Disney mengumumkan bahwa Prince of Persia merupakan salah satu dari 10 film unggulan mereka dan direncanakan rilis pada 10 Juli 2009. Padahal, naskah akhir saja belum jadi, serta belum ada aktor maupun sutradara yang dikontrak. Kepastian Mike Newell menggawangi PRINCE OF PERSIA: THE SANDS OF TIME dibarengi dengan kepastian diundurnya jadwal rilis film tersebut menjadi 28 Mei 2010.

Disney menyatakan bahwa penundaan tersebut diperuntukkan bagi penggarapan spesial efek yang menghabiskan dana tidak sedikit. Penundaan ini juga terkait antisipasi pihak studio apabila para penulis naskah benar-benar melakukan aksi mogok, dan hal ini memang terjadi. Tidak hanya itu, proses produksi pun digarap dengan sangat serius karena Disney ingin membuat Prince of Persia menjadi mega-franchise lainnya seperti PIRATES OF THE CARIBBEAN series.

Para pemain baru mulai bergabung pada 20 Mei 2008 diawali dengan kepastian Jake Gyllenhaal memerankan karakter Prince Dastan. Juli 2008 pun akhirnya proses pengambilan gambar di mulai dengan lokasi Maroko. Untuk mendapatkan gambaran Persia yang sesuai naskah, sebuah set berskala besar dibangun di dekat Ait Benhaddou.(Cinemags/roc)

Source: Cinemags, Juni 2010, halaman 60